"Ayah....aku tidak mahu ke Istana....janganlah paksa aku,ayah..."Sandora memohon dirinya dilepaskan.Namun terus terusan ditarik anaknya itu keluar dari rumahnya.
"Pak Sukum..udah-udahlah memaksa Sandora...kasihanlah sama anak kita...."Ibu Melati turun memujuk suaminya supaya melepaskan Sandora dari dibawa pergi ke Istana.Dari tadi jualah orang tua itu membuntuti suaminya.
"Aku perlu menurut perintah Istana...Tuanku Raja Shahrawan sangat berkenan mahu bersua dengan anak kita, Melati..Dia mohon disegerakan pernikahannya dengan Sandora..andai aku ingkar..pasti kita semua mati dibunuhnya..."Dia berhenti dari langkahnya.Tangan yang kuat menggenggam Sandora itu juga dilepaskan.
"Ayah..apakah sudah tiada cara yang lain untuk mengelak dariku bernikah dengan Tuanku Raja?Bukankah masih ramai lagi anak gadis di kampung ini yang boleh dijadikan isterinya..mengapa harus aku ayah.??"Sandora menyoal sambil mengesat airmatanya.
"Andai ayah ada pilihan....sudah pasti aku lepaskanmu wahai anakku...tapi...Tuanku Raja berkeras mahu aku membawamu ke sana sebelum menjelang senja...ada perkara yang mahu dikatakan padamu sebelum menjelang hari pernikahan.....ayuh anakku..."kata-kata hampa dari oarang tua itu cukup menikam dadanya.
"Sukum..lepaskanlah Sandora...lepaskanlah anak kita.."Ibu Melati menarik tangan Sandora yang sudah tersedia digenggam ayahnya.
"Tidak!Tidak Melati....Kita perlu menunaikan janji....janji perlu dikotakan!"Suara Sukum meninggi hinggakan Sandora menjadi kecut.
"Sukum...berikan waktu buat anakmu...berikan dia waktu Sukum...."Ibu Melati cuba memujuk hati suaminya yang keras itu.Dia memandang terus kemata isterinya.Tertunduk jua ibu Melati saat itu.Pak Sukum melepaskan tangan Sandora.Ada kebenaraan jua kata-kata isterinya.Dia berpaling meninggalkan mereka dua beranak dan berlalu sendirian dicelah-celah rimbunan pokok-pokok reneh meredah hutan berdekatan rumahnya.
"Ibu...apa sebenarnya yang terjadi..aku tidak mengerti bu....apa janji yang sudah ayah meteraii dengan Raja itu..?"Soal Sandora pada ibunya.
"Sandora..usahlah kau bertanya banyak.... hai anakku....turutilah perintah ayahmu itu..pasti suatu masa kau kan mengerti Sandora.."Ibu Melati mengesat airmatanya.Sukar untuk menjelaskan perkara yang sebenar.
"Apa ibu.?.khabarkanlah padaku...ibu...ibu.."Sandora menggoncang-goncangkan badan ibunya.ibu Melati hanya mampu memeluk kuat anak gadisnya.Mengalir laju airmata si Ibu kerna terlalu sukar melepaskan dia pergi.
Ibu Melati mencium berkali-kali dahi anaknya dan diusap-usap kepala anak gadisnya itu.Sandora hanya membiarkan dalam kebingungan.
"Sandora..sudah tiba waktunya kau berada di Istana..tempat mu bukan di sini....."kata Si ibu itu.
"Ibu....mengapa berdiam saja....khabarkan padaku..khabarkan padaku....apa sebenarnya yang ibu dan ayah simpan dariku selama ini?"Khabarkanlah padaku ibu..khabarkanlah..."Sandora terus-terusan memaksa ibu Melati bersuara.Akhirnya ibu Melati menarik tangan Sandora dan menuju ke biliknya.
"kemari Sandora...ibu ada sesuatu yang perlu ditunjukkan padamu..."Ibu Melati membuka satu bungkusan yang diambil dari bawah pelana tidurnya.
"Apakah ini ibu?"Soal Sandora.
"naskah ini buatmu nak.....kau pasti faham nanti.....Sandora....Kau bukan dari golonganku...aku dan ayahmu hanya diperintahkan untuk menjagamu..."Terhenti di situ kata-kata Ibu Melati,sebak.
"Apa bu...aku bukan anakmu?!Tidak!!Ibu bohong!!Tidak bu..tidakkkk......"Sandora menangis kembali kali ini.Dia menerkam memeluk kuat ibunya,begitu jualah Si Ibu Melati.Kasih sayang yang terlalu banyak dicurahkan olehnya dan Pak Sukum untuk Sandora,andai nyawa jadi gantian dia rela.Itu ikrarnya.
"Dora..dengarkanlah kata ayahmu...kahwinlah kau dengan Tuanku Raja Shahrawan....dia akan memberi mu ruang untuk kau kembali ke tempat mu...kau bakal tahu nanti apa yang harus kau lakukan untuk negeri ini dan tempatmu yang jauh itu Sandora....aku tidak dapat menolong mu..keluarga dan rakyat mu di CAHAYA TIMUR menanti kau menyelamatkan mereka....mereka sedang menanti mu nak....."Panjang lebar ibu Melati berkata-kata.Sandora hanya mampu mengesat airmatanya.Dia masih bingung dan mendengar dengan sabar cerita dari ibunya.
"Apa semuanya ini ibu...aku buntu..aku tidak mengerti......."Sandora memicit-micit kepalanya.Sakit dihimpit dengan berita yang sangat mendadak perlu didengarinya.
"Kau bukan dari sini nak..kau bukan dari golongan kami...aku dan ayahmu dipilih menjaga mu setelah kau dilahirkan...."Belum pun habis ibu Melati bersuara pak Sukum datang menyambung bicara isterinya.
"Ya!Kau bukan dari golongan kami anakku........Kau bakal Raja memerintah negeri...kau bakal menakluki dua buah negeri ini...negeri mu dan negeri kami....kami memerlukan mu Sandora!!Aku mohon kahwinlah kau dengan Raja Shahrawan...dia juga bakal membantu mu nanti....kau lah harapan bagi kedua negeri ini....tolonglah terima lamaran Raja kita itu Sandora...."Kata Pak Sukum yang sudah melutut bersama isterinya memberi hormat pada Sandora.
"Jangan begini ayah-ibu.....aku anakmu..aku bukan sesiapa...jangan melutut dan menyembah hormat padaku...janganlah bersikap pelit sedemikian rupa..aku tidak selesa....."Sandora memaut kedua-dua orang tua itu supaya bangun dari melutut menyembahnya.
"Wahai Sang puteri kayangan..aku datang menunduk hormat padamu...."Sejurus itu dengan tiba-tiba datang suara yang sangat lantang dari sisi bilik ibu Melati.Tersentak mereka 3 beranak dari dalam bilik itu kerna kelihatan Raja Shahrawan sendiri yang datang mengadap Sandora.
"Ampun Tuanku.....patik junjung sembah Tuanku....maafkan patik kiranya terlambat menemui Tuanku di istana hinggakan Tuanku sendiri datang ke mari..."Ujar Pak Sukum pada Tuanku Raja Shahrawan.
"Mohonkan Beta berbicara sendirian disisi Sandora...."Raja Shahrawan menundukkan sedikit kepalanya meminta izin dari kedua orang tua Sandora itu.Kedua-duanya tidak menjawab,namun hanya persembahkan kedua tapak tangan ke dahi mereka dan perlahan-lahan berundur keluar dari bilik itu.
"Ampun Tuanku..apakah gerangan hinggakan Tuanku datang mengadap hamba...Ampun Tuanku..mohon patik harap di ampun"Ujar Sandora dengan penuh hormat pada sang Raja perkasa itu.
"Kita harus segera berkahwin....Beta tidak mahu lagi waktu dilengahkan....Kau perlu membantu Beta,Sandora....Segeralah kau bersiap untuk ke Istana....Terimalah lamaran Beta ini...."Tanpa bercakap banyak Raja Shahrawan dengan penuh hormatnya menghulurkan sebentuk cincin bertatahkan berlian padanya.Sandora terkedu tidak berkata apa-apa.
"Terimalah sebentuk cincin ini tanda lamaran Ku...."Sepantasnya Raja Shahrawan menyentuh tangannya lalu diletakkan ditelapak tangan Sandora akan cincin itu bersama bekas petak yang bersadur emas.Sandora menunduk hormat sekali lagi pada Sang Raja Perkasa itu.Tertawan jua akan Sandora terhadap ketampanan Raja Shahrawan yang berusia awal 40-an itu.Walaupun tiada sebarang jawaban dari Sandora,pastinya Raja itu sudah faham.Dia tahu Sandora akan menurut kata-kata orang tuanya.
"Beta bukan memaksa,namun kau harus segera berkahwin dengan Beta....Beta tidak mahu melengah-lengahkan lagi waktu yang ada......."Raja itu datang dekat menghampirinya.Sandora terus-terusan menundukkan wajahnya ke lantai.Dia masih buntu.
"Baiklah...Beta pulang dulu....."Raja itu memalingkan tubuhnya keluar dari bilik ibu Melati.Sandora memerhati saja dihujung pintu bilik itu dan menjunjung tangannya ke dahi tanda menghormati Rajanya.Setelah Raja Shahrawan berlalu Sandora pergi mendapatkan kedua-dua orang tuanya itu.
"Ibu....apa yang harus aku lakukan..tolonglah ibu...ayah..tolonglah aku...."Kata-katanya tersekat di situ.Ibu Melati dan Pak Sukum hanya mampu berdiam dan terus-terusan menggosok kepala Sandora yang masih sebak dengan perkhabaran ini.
Hari semakin senja,tiga beranak itu tetap berdiam tidak bersuara.Hanya beburung yang terbang berlagu pulang.
Dikeheningan petang itu membuatkan hati Sandora kian menuntut kerinduan pada sang teruna kecintaannya....
"Shahiri..pulanglah...aku rindu kau........"Hatinya yang sarat dihimpit keresahan itu sangat-sangat berharap akan bertemu dengan kekasih hatinya.Namun Shahiri sudah lama tidak pulang.Pergi menuntut ilmu persilatan di hujung Selatan Gua Banjaran.Entahkan bila dia akan pulang......Hati Sandora semakin kencang berkocakkan.
"Hiri..pulanglah.....saat ini aku perlukan kau................pulanglah Hiri......pulanglah...."Rintih hatinya......
Tiada ulasan:
Catat Ulasan